Halo kalian anak kelas 12! Bentar lagi sudah mau lulus yaa?
Sudah tau mau lanjut bagaimana? Bingung milih jurusan? Atau lagi gelisah karena
dipaksa orang tua masuk jurusan tertentu? Tenang itu hal yang wajar dialami.
So.. tinggal cara kita, bagaimana menghadapinya. Bisa dengan tenang, norak,
ribet atau cara lain. Kalau kalian bilang,
“kan kita yang menjalani jurusannya. Kenapa sih orang tua ikut-ikut?” Maka, kalian harus siap juga dong kalau ortu kalian bilang, “oiya kok nak, kamu dah gede dah bisa mikir sendiri dan pasti dah bisa cari uang sendiri”
Wajar buat orang tua mengarahkan anaknya. Tapi, orang tua JANGAN MEMAKSA! Yap, kalian sebagai
siswa yang kritis harus minta alasan ortu kalian. Kenapa menyuruh kalian seperti
kehendaknya atau melarang keinginanmu yang sudah bulat. Dan kalian gak boleh ngeyel.
Jangan semaunya sendiri. Jadi caranya kalian harus meyakinkan hati dan pikiran
kalian pribadi sekaligus ortu kalian. Mungkin bagi yang sudah dijodohin, tambah
restu dari mertua kamu. haha
Dan biasanya tren yang lagi booming akhir-akhir ini adalah Lintas
Jurusan. Yapp biasanya anak IPA
nihh yang sudah gak kuat dengan rumus-rumus dari fisika, kimia, dan matematika
IPA. Begitupun penulis, juga merupakan anak yang murtad dari IPA hehe.
Kenapa lintas jurusan? Bukannya prospeknya lebih baik rumpun
IPA? Lebih bergengsi lagi. Menurutku, itu hanya soal sudut pandang aja. Aku
anak IPA. But, I’m not proud of it. Soal prospek kerja, hmmm… sama aja sih. Sebaiknya
kita fokus ke nentuin jurusannya. Penulis akan mencoba memberikan saran kepada
adik-adik atau temen-temen yang belum punya bayangan sama sekali. Ini beberapa saran dari penulis yang pernah ngalamin
susahnya memilih jurusan perkuliahan.
2. Lihat Lebih Detail Tentang Jurusan
Cari lebih lanjut ! Jangan cuma nama jurusannya melainkan jugak
prospek, hal yang dipelajari, universitas yang membuka jurusan, tingkat persaingan,
dll. Kalian harus paham betul agar kedepannya tidak ada kata “MENYESAL” atau
“SALAH JURUSAN”. Sebaiknya kalian pertimbangkan mata kuliahnya juga. Karena
bisa saja niat kamu menghindari pelajaran tertentu, eh malah dapat yang lebih
dari yang kalian bayangkan.
3. Pilih dengan Tepat
Dari berbagai pilihan dan masukan. Pilih beberapa untuk
menjadi prioritasmu kedepan. Pastikan
sesuai minat dan kemampuanmu! Misal kamu, minat dengakn hal-hal yang
berbau internasional dan kamu pandai dalam speaking,
penulisan dalam Bahasa asing. Jurusan Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi,
dan Sastra Asing bisa jadi pilihanmu. Atau kamu yang jago di Fisika dan suka dengan
bangun membangun, konstruksi, dan pengelolaan daerah . Jurusan seperti Teknik
Industri, Teknik Lingkungan, Teknik Sipil, dan Planologi/PWK bisa menjadi
pilihan kedepan.
4. Pilih Perguruan Tingginya
Nah, kalau sudah tau jurusannya sekarang pilih tempat mu
melanjutkan studi nantinya. Yang penting menurut penulis lebih ke JURUSAN nya.
Karena kalau kalian hanya mengejar nama Universitasnya sama aja kalian hanya mengejar GENGSI bukan
ILMU dan PENGALAMANNYA. Kalau memang ingin di Universitas tertentu, maka
sesuaikan juga pada jurusannya jangan asal pilih. Kalau kalian asal pilih
jurusan, efeknya kalian tidak bisa mengikuti, kesusahan, mengulang, stress,
tidak lulus2, DO. Kalau sudah di-DO masih bisa banggain Universitasmu yang
keren?
Beda cerita kalau kamu pilih jurusan tepat namun di
Universitas ‘ke-2nya’. Misal berada di daerah lain atau peringkat dibawahnya. Tapi
hal-hal itu menjadi masalah umum dan mudah dilewati. Biasanya kalau sudah lebih
dari 2-3 bulan sudah mulai nyaman kok. Malahan gak mau balik ke rumah. hehe
5. Siapkan Alternatif
Tapi kalian harus tau dan setuju bahwa semua BELUM TENTU
sesuai rencana. Oleh karenanya, kalian harus siap dengan pilihan lain. Yang
tetap kalian minati atau dengan kata lain merupakan pilihan yang levelnya
dibawah pilihan utama. Bisa beda universitasnya ke lebih ringan persaingannya
ataupun jurusannya namun tetap yang penting sesuai minat dan kemampuan.
Contoh : “aku ingin ke SBM-ITB tapi saingannya temenku yang juara olimpiade, kalau gitu aku ke Manajemen-UNDIP. Denger-denger banyak kakak kelas yang diterima disitu dan berprestasi”.
Yang perlu digaris bawahi, kalian harus siap dengan hal yang
sesungguhnya akan terjadi! Ada kalanya kamu gak terpaku pada satu pilihan,
karena masih banyak pilihan lain yang bisa saja lebih menguntungkan. Tapi jika kamu orang yang
berani mengambil risiko atau malah orang nekat maka ada satu kata untukmu,
yaitu SEMANGAT ! Kamu orang yang luar biasa. hehe
6. Yakinkan Ortu dan Orang Sekitar
Dan setelah punya pilihan, maka ini langkah bagi beberapa
anak cukup sulit dilewati. Negosiasi dengan ortumu. Bagi kalian yang punya ortu
yang bisa mengerti dan tidak ngotot
pasti lebih mudah. Tapi ada juga ortu yang melihat jurusan hanya karena gengsi,
mendengar kata orang, dan ikut-ikutan.
“kamu besok kuliah ambil Hukum aja ya, bapakmu kan hakim. Gak usah ambil keguruan. Gengsi lah, gaji guru dibanding hakim terpaut jauh.“Liat mas A, sekarang di kedokteran. Kamu bener mau masuk DKV. Gak malu? Apa malah sengaja bikin malu keluarga?”
Nah barusan itu contoh ucapan ortu yang kurang edukasi. Tugas
kalian apa?Menjelaskan. Kalian kalau
sudah yakin dan paham maka gak ada kesulitan untuk menjelaskan ke mereka.
Kalian bisa memberikan contoh baik dari jurusanmu atau contoh yang berlawanan
dari yang dibanggakkan ortumu. Intinya, kita disini menekankan bahwa jurusan dan pekerjaan punya plus
minus, orang itu beda-beda, jalannya pun masing-masing. Yang penting
kita cocok dan mampu menguasainya. Kalau kamu menjelaskan dengan cerdas. Ortumu
pasti yakin kalau kamu sudah paham betul dan pasti siap mendukung kemauan
anaknya.
Terakhir dan terpenting. Restu teman, guru, ortu sudah dapat.
Tapi kalian gak pernah minta restu dan doa dari sang pencipta, maka jangan
harap itu akan mudah. Banyak orang yang pintar dan diyakini masuk dengan mudah,
tapi dia lupa dan gak pernah mau untuk beribadah dan hasilnya? GAGAL. Berbeda
dengan orang yang nilainya pas-pasan. Berangkat dengan badan sehat pulang dengan
kepala yang berat, karena pusing.
Namun dia orang yang rajin beribadah, meminta
restu, dan selalu berdoa kepada Tuhannya. Dia sadar akan kemampuan dan meminta
tolong sepenuhnya kepada Tuhan. Menurutmu mana yang lebih pantas di mata Tuhan?
Jadi, jangan sombong dulu kalau punya nilai Matematika 11. Nilai dari tuhan gak
bisa dihitung kok kawan.
Terimakasih, itu tadi sebagian pengalaman dan saran dari penulis. Semoga bermanfaat. Sukses seleksi-seleksinya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar